Akhbar Mesir Berbohong, Yang Berdemo Jutaan Rakyat Mesir, Bukan Ratusan.
Di mana2 negara sekalipun, propaganda dan pelmalsuan maklumat memang akan dilakukan oleh mereka2 yang mempunyai akses dengan media arus perdana. Mereka akan gunakan akhbar versi cetakan untuk menyebarkan penipuan bagi membela pemimpin2 tertentu. Tanpa mempedulikan nasib rakyat yang teraniaya dan terzalim di bawah pemerintahan yang kejam.
Wartawan yang menulis kerana duit bukan melaporkan apa yang benar lebih teruk berbanding dari seornag pemimpin yang terang2 melakukan kekejaman. Sekurang2nya kekejaman pemimpin itu kita nampak berbanding kekejaman wartawan yang tersembunyi di balik dakwat.
Baca bawah ;
Para penganalisa politik Mesir menilai, pemberitaan akhbar-akhbar nasional pasca-revolusi umumnya "bias" terhadap Ikhwanul Muslimin, terutama di masa pemerintahan Muhammad Mursi dan pasca-penggulingannya.
"Berita-berita media massa Mesir pasca-revolusi sangat bias dan kadang tidak proporsional yang menjurus pada pembohongan publik," kata Mamdouh Sabri dalam dialog interaktif dengan jaringan television Al Sharq Al Awsat, Sabtu (31/8).
Sabri merujuk pada laporan akhbar Al Shouruq terbitan Sabtu yang menyebut, jumlah demontstran Ikhwanul Muslimin pada Jumaat (30/8), hanya ratusan orang di Kaherah dan sejumlah ibu kota wilayah.
"Padahal jumlahnya ratusan ribu, bahkan jutaan di Kaherah dan sejumlah provinsi lain. Ini pembohongan publik," tutur Sabri. Demonstrasi Ikhwanul Muslimin yang disebut 'Jumaat Syuhada' tersebut, digelar di beberapa tempat di Kaherah dan di berbagai provinsi dengan mengusung beberapa tema. Aksi demo di Kaherah membawa tema, 'Jumaat Pemulihan Revolusi', di Iskandariah bertema 'Jumaat Penentuan', dan di Fayoum dengan temanya 'Jumaat Penumbangan Pemerintah Kudeta'.
Demonstrasi sejuta orang itu menimbulkan aksi kekerasan di beberapa tempat di Kaherah yang mengorbankan belasan orang akibat pertempuran dengan pegawai keselamatan. Jumlah korban jiwa yang muncul di media massa setempat juga tidak sekata. Al Ahram, misalnya, menyebut enam orang terkorban, Al Watan lima orang, Al Masri Al Youm tiga orang, dan Al Naba menyebut 15 orang terbunuh.
Akhbar nasional Mesir umumnya dimiliki pemerintah. Warga Mesir menamainya 'Al Jaraid Al Qaumiyah'. Selain itu, sejumlah parti politik juga memiliki akhbar sendiri seperti Al Wafd dan Al Ahrar. Namun, Sejumlah akhbar milik kubu Islam diganggu pasca-penumbangan Mursi dalam kudeta tentera pada 3 Julai lalu.